Jeje in Borobudur

Jeje in Borobudur

Selasa, 24 Januari 2012

Learning Theories - Vigotsky


Teori Vygotsky Dalam Pembelajaran
Teori Vygotsky merupakan teori mengenai perkembangan belajar anak, dimana menurut Vygotsky, proses perkembangan anak adalah hasil penekanan pada interaksi pembelajaran antara aspek internal dan aspek eksternal pada lingkungan sosial. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya, yaitu gabungan antara kognitif dengan lingkungan sosial.  Teori Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran, yaitu penekanan pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural of learning), perkembangan bahasa (development of language), zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) , dan  perancahan (scaffolding).
Penekanan pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural of learning). Menurut Vygotsky, keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi tentang alat-alat, keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang. Dalam hal ini seorang anak sangat  memerlukan berinteraksi terhadap lingkungan dan orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dari anak tersebut. Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual anak, karena mereka dapat  menemukan  pengetahuan dan pengertian lebih terstruktur bila seorang anak terlibat secara sosial dalam dialog. Termasuk  interaksi dengan pengalaman yang dimiliki oleh individu lain. Dalam hal ini pembentukan makna adalah dialog antar pribadi. Sehingga Vygotsky menyimpulkan  fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya. Prinsip ini melahirkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
           Perkembangan Bahasa (Development of Language), Vygotsky percaya bahwa bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Bahasa tidak hanya sarana untuk komunikasi, tetapi juga untuk merencanakan dan memonitor perilaku yang merupakan alat penting untuk perkembangan daya pikir anak.Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara eksternal menjadi internal. Di sini, teori Vygotsky ingin menjelaskan bahwa pada tahap awal, seorang anak mulai mempraktekan dan mencerna apa yang ia dapat selama berinteraksi untuk dirinya sendiri. Ia mulai memiliki pengawasan tersendiri dengan mulai berbicara sendiri (berbicara dalam hati) inilah yang disebut dengan private speech. Menurut Vygotsky private speech dapat memperkuat interaksi sosial anak dengan orang lain. Kemudian, dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah. Sebaliknya, begitu menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak terdengar lagi.
             Zona  Perkembangan Proksimal (zone of proximal development). Menurut teori Vygotsky,  Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Vygotsky percaya bahwa seorang anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain. Seorang anak pada dasarnya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah secara mandiri namun akan lebih optimal proses dan  hasil yang dihasilkan jika seorang anak mendapatkan bantuan dari orang yang kemampuannya lebih mapan dan berkompeten. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya, mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi). Proses seorang anak yang sedang belajar  bertahap untuk memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan orang yang lebih mengerti, seperti guru,  teman sebaya atau siapapun yang kemampuannya melebihi anak tersebut, disebut dengan pemagangan kognitif (cognitive apprenticeship).
Perancahan (scaffolding), teori ini sangat berkaitan erat dengan  Zone of proximal development. Hal tersebut karena scaffolding merupakan sebuah tekhnik untuk mengubah level dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Pada awalnya, seorang anak menerima sejumlah besar bantuan pada tahap awal proses pembelajaran. Ketika seorang anak telah mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri, maka bantuan yang diberikan guru perlahan mulai dikurangi, dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri .  Karena pada dasarnya seorang anak telah memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan memiliki berbagai ide, namun tidak tersusun dengan rapi. Dengan bantuan orang yang lebih mengerti (pakar), seorang anak akan dapat mencapai kemampuan  optimalnya dengan memberikan peta tahap pertahap yang harus dilewati anak tersebut. Hal penting dari teori ini adalah mewujudkan tatanan pembelajaran kooperatif, dengan dibentuk kelompok-kelompok belajar yang mempunyai tingkat kemampuan bertahap. Serta penekanan perancahan dalam pembelajaran agar anak memiliki tanggung jawab terhadap belajar. Dalam hal ini Vygotsky  juga melihat bahwa alat-alat budaya (termasuk kertas, mesin cetak, komputer, dll) dan alat-alat simbolik (seperti sistem angka, peta, karya seni, bahasa, serta kode dan lambang) memainkan peran penting dalam meningkatkan pembelajaran anak.                                                                                                                                                                                                                                                                              
Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu (1) siswa mencapai keberhasilan dengan baik, (2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, (3) siswa gagal meraih keberhasilan. Scaffolding berarti upaya guru untuk membimbing siswa dalam upayanya mencapai suatu keberhasilan. Dorongan guru sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum (Vygotsky, 1978 :5).


Kelebihan dan Kekurangan  Teori Vygotsky
Kelebihan dari teori Vygotsky adalah,
·         
         Berpikir. Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan.

·         Paham. Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.

·         Ingat. Oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan mengingat lebih lama semua konsep yang telah mereka pelajari. Melalui pendekatan ini murid membina sendiri kepahaman mereka. Dengan ini, mereka akan lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

·         Kemahiran sosial. Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru.

·         Senang. Oleh karena mereka terlibat secara terus-menerus, mereka paham, ingat , yakin, dan berinteraksi dengan sehat, maka mereka akan merasa lebih senang belajar dalam membina pengetahuan baru.

Kekurangan atau kelemahan dari teori Vygotsky adalah,

·         Dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajarannya, peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.

·         Cakupan makna yang dipelajari menjadi lebih luas dan sulit untuk dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar